About us

Tuesday, 3 June 2014

Cara baru untuk mendeteksi kanker ovarium

Biozatix News - informasi popular life science dan kesehatan
Fujirebio Diagnostics, pemimpin industri tes biomarker onkologi mengumumkan bahwa Fujirebio Diagnostics’ ROMA™  telah memperoleh izin dari  U.S. Food and Drug Administration (FDA) untuk penjualan tes HE4 dengan algoritma yang disebut dengan  ROMA™  untuk melengkapi pemeriksaan pada wanita premenopause ataupun postmenopause yang terdapat pada massa ovarian adnexal untuk memperkirakan keganasan dan kemungkinan operasi.
Tes ROMA (Risk of Ovarian Malignancy Algorithm) menggunakan hasil dari tes darah sederhana yaitu HE4 dan CA125 untuk mengidentifikasi pasien dengan massa adnexal untuk mengetahui tingkat keganasannya. Terdapat peningkatan HE4 pada epithelial ovarian cancers (EOC), yang merupakan kanker ovarium yang paling umum, tapi tidak meningkat pada penyakit ginekologik yang jinak. Dengan menggabungkan pemeriksaan dokter dan ROMA memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi apakah pasien memiliki kecenderungan/resiko keganasan atau tidak terkait dengan kemungkinan operasi.
 “Menggunakan ROMA dengan HE4 and CA125 dapat meningkatkan kemampuan kita untuk mengidentifikasi  wanita yang memiliki resiko kanker ovarium yang tinggi atau rendah saat mereka datang dengan massa atau kista di ovarium,” kata Richard G. Moore, MD, Associate Professor of Obstetrics and Gynecology at the Alpert School of Medicine at Brown University dan Direktur Center for Biomarkers and Emerging Technologies in the Program for Women’s Oncology at Women and Infants’ Hospital in Providence, RI.
Kombinasi tes ini akan memungkinkan dokter untuk mengidentifikasi pasien manakah yang seharusnya ditreatment oleh seorang gynecologic oncologist dan sama halnya dengan wanita yang memiliki tumor jinak untuk tetap dirawat oleh dokter yang mengenalnya dengan baik. “ Tes ini dapat mengubah jalan dokter untuk mendiagnosa dan merawat kanker ovarium”, tambah Dr. Moore, yang merupakan ketua tim peneliti yang mengembangkan ROMA dan merupakan author dua studi multi-center yang menginvestigasi penggunaan HE4 dan CA125 dan ROMA.
Kanker ovarium dikenal sulit didiagnosa karena gejalanya membingungkan dengan kondisi nonkanker lainnya. Tigaperempat kasus kanker ovarium terdiagnosis pada stadium lanjut, saat kanker sulit untuk diobati.

No comments:

Post a Comment