About us

Sunday, 1 June 2014

Nanoteknologi dalam dunia medis: Potensi Besar, Namun apa resikonya?

Biozatix News - informasi populer life science dan kedokteran
Nanotechnology, manipulasi bahan pada skala atomic dan molekuler untuk menghasilkan bahan yang sangat beragam dan baru adalah area riset yang berkembang sangat cepat dengan potensi yang sangat besar di berbagai sektor mulai dari kesehatan hingga konstruksi dan elektronik. Dalam pengobatan, dijanjikan bahwa suatu saat nanti akan ada perkembangan pesat dalam hal pemasukan obat, terapi gen, diagnostic dan beberapa area riset dalam aplikasi klinis.
What of the Future and Concerns Surrounding Nanomaterials?
Beberapa tahun belakangan ini terlihat banyak sekali studi yang menunjukkan mengenai keberagaman aplikasi nanoteknologi dan nanomaterial dalam bidang medis. Dimana, terdapat beberapa tantangan dan yang paling besar adalah bagaimana cara untuk membuatnya dalam skala besar dan bagaimana cara menekan biaya produksi dan waktu yang dibutuhkan.
Tantangan yang lain adalah bagaimana caranya memberikan kepercayaan public bahwa teknologi tersebut aman. Sejauh ini, hal tersebut belum dikonfirmasi dengan jelas.
Dalam usaha untuk menginvestigasi  keamanan nanomaterial, National Cancer Institute di US mengatakan bahwa terdapat berbagai macam nanopartikel yang secara alami ada di lingkungan. Dapat dikatakan bahwa nanopartikel jauh lebih tidak berbahaya daripa partikel pembersih rumah tangga, insektisida dan penghilang ketombe. Sebagai pembawa terapeutik kanker, nanopartikel juga jauh lebih tidak berbahaya daripada obat yang dibawanya.
Namun, ada juga kelompok yang menggarisbawahi bahwa dengan semakin cepatnya penelitian dan market nanomaterial, sepertinya muncul anggapan bahwa hal itu belum cukup mencakup konsekuensi toksikologinya.
Konsentrasi masalahnya adalah pada ukuran dan mobilitas nanopartikel : meskipun cukup kecil, jika tertelan, berpenetrasi ke membrane sel usus, terdapat juga potensi untuk mengakses otak dan bagian lain dari tubuh dan bahkan di dalam nucleus sel. Masalah lainnya adalah solubilitas dan persistensi nanomaterial. Apabila partikel tersebut dapat dipecah dan dicerna atau didegradasi, apakah ada bahaya akibat akumulasinya dalam organ? Selain itu juga tingginya area permukaan disbanding rasio massa, nanopartikel dapat dikatakan sangat reaktif, dan bisa saja memicu reaksi kimia atau berikatan dengan toksin yang memungkinkannya untuk memasuki sel padahal sebenarnya tidak boleh sampai masuk ke dalam sel.
Mereka menyarankan untuk melakukan lebih banyak riset untuk memastikan bahwa badan yang  bertanggungjawab mengurusi peraturan tersebut  menguji keamanan produk sebelum diperbolehkan untuk dipasarkan.
Written by Catharine Paddock PhD
Source: Medical News Today

No comments:

Post a Comment