About us

Sunday, 1 June 2014

Study: Simple scope exam cuts colon cancer deaths

Biozatix News - informasi popular life science dan kedokteran
Sebuah studi menunjukkan bahwa latihan yang murah dan sederhana pada bagian bawah usus dapat mengurangi resiko perkembangan kanker kolon. Beberapa dokter merekomendasikan tes lengkap – kolonoskopi- namun mungkin beberapa orang akan menolak karena mahal dan tidak menyenangkan. Studi terbaru menunjukkan adanya tes yang lebih sederhana yang dapat menjadi pilihan yang baik yaitu flexible sigmoidoscopy. Studi tersebut dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine dan telah dipresentasikan pada konferensi penyakit digestif di San Diego.
Kanker kolorektal adalah peringkat kedua kanker yang paling banyak menyebabkan kematian di US dan peringkat keempat di dunia. Lebih dari 143.000 kasus baru dan 52.000 kematian karena penyakit ini yang diperkirakan di US tahun ini. Orang berumur 50 sampai 75 tahun adalah yang paling banyak memiliki resiko kanker kolon dan sangat disarankan untuk mulai diskrining, namun hanya 60% yang melakukannya. Pemerintah merekomendasikan tiga metode : tes darah feses tahunan, sigmoidoscopy setiap lima tahun ditambah tes feses setiap tiga tahun atau kolonoskopi tiap satu dekade.
Dalam kolonoskopi, sebuah tabung kecil dengan kamera yang sangat kecil dimasukkan dalam usus besar. Pasien dapat ditenangkan tapi pasien harus minum banyak cairan sehari sebelumnya untuk membersihkan usus.Sigmoidoscopy bukan pilihan yang populer di US tapi merupakan salah satu yang paling banyak digunakan di Inggris. Sigmoidoscopy juga menggunakan selang dan kamera kecil namun dapat dilakukan di kantor dokter umum, hanya memerlukan persiapan yang lebih sedikit dan harganya hanya berkisar antara US $150 hingga  US $300 lebih murah dibandingkan US $1,000 hingga $2,000 untuk biaya kolonoskopi.
“Salah satu kelemahannya adalah tidak menggunakan anestesi. Biasanya tes ini tidak sakit, namun pasien akan merasakan kram dan tidak nyaman, “ kata Dr. Durado Brooks, ahli kanker kolon American Cancer Society's. Sigmoidoscopy juga hanya dapat melihat sepertiga bagian bawah dari kolon. “ namun itu merupakan are dimana kemungkinan setengah dari polip dan kanker berkembang”, kata Brooks.
Studi baru yang diketuai oleh Dr. Robert Schoen dari University of Pittsburgh Medical Center, menguji bagaimana kerja sigmoidoscopy. Setelah sekitar 12 tahun penelitian, diketahui bahwa terdapat 21% lebih sedikit kasus kanker kolon dan 26% lebih sedikit kematian pada kelompok dengan perlakuan sigmoidoscopy. Dari kanker pada kelompok tersebut, 243 diketahui penyakitnya dari sigmoidoscopy (beberapa diantaranya ditemukan gejala dari tes lain). Para peneliti memperkirakan bahwa 97 orang lainnya mungkin dapat dideteksi dengan kolonoskopi, kata Dr. Christine Berg, kepala riset deteksi dini di  National Cancer Institute, yang membiayai penelitian ini.
“Menurut pendapat saya tidak ada keraguan bahwa kolonoskopi lebih baik dalam mendeteksi lebih nakan apabila pasien tidak mau melakukan persiapan perlakuan usus atau karena anestesi akan memberikan resiko yang besar”, lanjutnya.
New England Journal: http://www.nejm.org

No comments:

Post a Comment